Kepala BPS Sumatera Utara Nurul Hasanudin (istimewa)


MEDANESE.COM | Medan - Tingkat pergerakan harga di Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 0,72 persen di Maret 2024. 

Inflasi tersebut terbentuk dari agregasi tingkat pergerakan harga di 8 kota dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumatera Utara, yang pada Maret 2024 ini seluruhnya mengalami inflasi. Dimana inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Labuhanbatu dengan persentase mencapai 1,2 persen dan terendah di Kabupaten Karo yang hanya 0,12 persen.

"Kota Medan yang memiliki andil sekitar 80 persen pada tingkat pergerakan harga di Sumatera Utara juga mengalami inflasi 0,73 persen di Maret 2024 ini," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, Nurul Hasanudin, Senin (1/4/2024).

Hasanudin juga menuturkan, pendorong utama inflasi di Sumatera Utara pada Maret 2024 lalu adalah kenaikan harga sejumlah kelompok makanan, khususnya cabai merah. Kenaikan harga komoditi berasa pedas itu memberikan andil sebesar 0,16 persen terhadap inflasi di Sumut pada Maret 2024.

"Secara kumulatif hingga Maret 2024, cabai merah mengalami inflasi sebesar 13,93 persen (year-to-date). Sedangkan andil inflasi cabai merah tertinggi di Labuhanbatu, yaitu sebesar 0,33 persen secara bulanan pada Maret 2024 (mtm)," terang Hasanudin. 

Selain cabai merah, komiditi lain yang mendorong inflasi di Sumatera Utara pada Maret 2024 adalah daging ayam ras (0,12%), telur ayam ras (0,08%), bawang merah (0,08%) dan ikan dencis (0,07%). 

Sementara komoditi pokok yang justru mengalami deflasi adalah tomat (-0,12%), beras (-0,02%). Kemudian tembakau, terong, bayam, udang basah, tembakau, bahan bakar rumah tangga yang masing-masing  turun -0,01%.

Inflasi Sumatera Utara pada Maret 2024 ini lebih tinggi dari inflasi rata-rata nasional yang hanya 0,52%. Inflasi Maret 2024 ini membuat tingkat inflasi tahun berjalan (ytd) Sumatera Utara menjadi 1,53% (nasional 0,93%) dan inflasi tahunan (yoy) menjadi 3,67 % (nasional 1,77 persen). 

Post a Comment